Hampir Setiap Tahun Pesawat Jatuh menelan korban, ada apa dengan dunia
penerbangan Indonesia?
Tragedi jatuhnya pesawat
membuat dunia penerbangan Indonesia kembali dirundung pilu. Senin 29 Oktober
2018 pesawat Lion Air JT610, take off dari landasan
pacu bandara internasional Soekarno Hatta tepat pukul 06.20 WIB, namun beberapa menit kemudian pilot menghubungi petugas bandara meminta
agar penerbangan dibatalkan dan kembali kebandara karena merasa ada kejanggalan.
Para petugas bandara pun cepat menanggapi
permintaan tersebut, namun setelah ditanggapi 15 menit kemudian pesawat menghilang dari pantauan radar dan
pihak bandara menduga pesawat dalam masalah serius kemudian dinyatakan
hilang kontak.
Setelah berkoordinasi dengan Komite Nasional
Keselamatan Transportasi (KNKT) mengenai kejadian tersebut maka pada senin pagi
pesawat diduga jatuh diperairah Tanjung Karawang Jawa barat. Pencarian bangkai
pesawat yang mengangkut penumpang 178
orang dewasa, 1 anak, dan 2 bayi, serta 7 awak pesawat lainnya pada hari ke tiga s.d hari ke empat sudah menemui titik terang hingga pada hari ke lima telah ditemukannya kotak hitam oleh tim
penyelam dan selanjutnya Pihat KNKT tentunya akan bekerja keras mengungkap
penyebab tragedi ini. Hal ini merupakan pukulan yang yang menyisakan luka dan duka yang teramat
mendalam bagi keluarga, Kerabat, sahabat korban dan juga masyarakat indonesia,
bahkan banyak pihak yang mengungkapan rasa prihatin dan turut berbela sungkawa
dengan mendatangi keluarga korban.
Jatuhnya pesawat di dunia penerbangan Indonesia terjadi bukan
kali ini saja. Pada 30 Juni 2015,
Pesawat Hercules C-130 type Lockheed C-130 milik TNI AU jatuh di Padang Bulan,
Kota Medan hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara
Soewondo. Kemudian 28 Desember 2014 Pesawat Air Asia Indonesia QZ8501 rute
Surabaya-Singapura hilang kontak setelah sekitar 50 menit lepas landas dari
Bandara Juanda Surabaya mengangkut 155 penumpang dan 7 kru dan tidak satu pun selamat.
Lalu pada 9 Mei 2012 Sukhoi Super jet 100 Pesawat lepas landas (take-off) dari
Bandar Udara Halim Perdana kusuma, jatuh di Gunung Salak, Bogor, saat sedang
melakukan uji coba terbang (joy flight) mengakibatkan seluruh penumpang tewas.
Sebelumnya
pun yaitu pada 7 Mei 2011, Merpati 8968, sebanyak 25 orang dinyatakan tewas
dalam kecelakaan tersebut, pesawat jatuh
di dekat Bandara Utarom, Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Selang dua tahun
sebelumnya yakni pada 2 Agustus Tahun 2009, Merpati Nusantara Airlines 9760D
Pesawat berjenis DHC 6 Twin Otter milik Maskapai Merpati Nusantara Airlines
dengan nomor penerbangan 9760 adalah penerbangan komersial antara Jayapura
menuju Oksibil.
Dalam sepuluh tahun
terakhir rata-rata satu pesawat jatuh setiap tahunnya, jika hal ini terus
terjadi tampa ada solusi nyata maka dunia penerbangan Indonesia makin menghawatirkan. Kecenderungan penyebab
jatuhnya pesawat, dikarenakan kerusakan pada pesawat, sistem perawatan,
intensitas penerbangan yang terlalu tinggi, lemahnya sistem pengawasan dan
kelalaian. Setiap insiden jatunya pesawat rata – rata disebkan karena terdapat
kerusakan pada mesin pesawat, hal ini terjadi bisa karena kondisi pesawat yang
sudah tidak layak terbang, minimnya perawatan berkala. Semoga kedepan dunia
penerbanagan Indonesia semakin membaik sehingga tidak ada lagi korban dimana
nyawa manusia hilang sia-sia karena unsur kelalaian.
Semoga artikel ini bermanfaat.